Jumat, 07 Desember 2007

EURO 2008 Tanpa Inggris


Sebetulnya sangat telat untuk membahas persoalan ini. Namun, peritiwa ini begitu menyakitkan, mengecewakan dan membuat pikiranku sedikit error. Error buah dari ketidak percayaan, susah menerimi peristiwa tersebut. Saya kecewa jika mnedengar sebutan Inggris, England atau Angleteree (bahasa Perancis). Peritiwa apkah itu?

Tidak lain adalah kekalahan menyakitkan Inggris dari Kroasia pada perhelatan kualifikasi EURO 2008 di Austria dan Swiss bulan lalu. Inggris kalah 2-3 dari negeri pecahan Uni Soviet disaat hanya membutuhkan satu poin untuk lolos ke putaran final. Kala itu, Inggris memang bermain buruk dan buruk. Gol pertama Kroasia di menit 8 tercetak sepenuhnya kesalahan penjaga gawang debutan, Scott Carson. Ia gagal menahan tendangan jarak jauh Niko Kranjcar. Bola yang licin karena hujan lolos dari tangkapan Carson dan masuk ke gawang. Ironisnya ini adalah sentuhan pertama Carson dalam sebuah pertadingan internasional.

Belum hilang rasa gugup para pemain Inggris, , Kroasia kembali menambah keunggulan di menit 13. kali ini gol datang melalui Ivica Olic yang berdiri bebas menyambut umpan Eduardo di kotak penalti Inggris.

Di babak kedua, pelatih Steve McClaren mengandalkan pemain tua David Beckham untuk melancarkan suplai bola. Gol balasan Inggris datang dari penalti Frank Lampard menit 56 akibat pelanggaran terhadap Jermain Defoe.

Sedang gol balasan yang menyamakan kedudukan dihasilkan Peter Crouch menit 65 setelah menerima umpan dari David Beckham.

Namun gol Mladen Petric menit 77 memupus harapan Inggris ke putaran final. Menerioma umpan dari Eduardo di mulut penalti Inggris, Petric menendang bola yang gagal dijangkau oleh Carson

Itulah Inggris, apa boleh buat. Negeri Elizabeth yang mengkalim sebagai nenek moyang sepak bola itu harus gagal berlaga di ven bergengsi selama 13 tahun tak pernah gagal (terakhir gagal di Pila Dunia 1994).
Piala Eropa tanpa Beckham, Wayne Rooney, Frank Lampard, Michael Owen dan Steven Gerrard bagai sayur tanpa garam. Tidak ada hooligans yang fanatik dan selalu memberi warna berbeda di setiap ajang sepak bola dunia.

Tak Mental Juara

Sebagai salah satu dari jutaan pendukung Inggris, saya memilki beberapa analisis mengenai kegagalan Bekham dan kawan-kawan di kualifikasi Euro ini. Pertama, Inggris gagal karena terlalu dibesarkan media massa. Tidak hanya di Inggris, di Indonesia pun Inggris selalu menjadi bahan poembicaraan media Indonesia. Wajar memang, sebab liga Inggris merupakan liga terbaik didunia saat ini. Namun, efek negatifnya, Inggris menjadi besar kepala dan overconfidence dalam setiap pertandingannya. Hasilnya, Inggris gagal menang melawan Macedonia. Padahal siapapun tahun macedonia adalah tim kelas teri yang mungkin berada empat tingkat dibawah Inggris. Kedua, Kesalahan strategi Mclaren, pelatihnya. Saya tidak habis pikir, pertandingan penting dan partai hidup mati bagi Inggris justru diisi pemain-pemain cadangan dan minim pengalaman. Yang pailing menonjol adalah pilihan Mc laren memakai Carson sebagai starter, dua gol Kroasia merupakan buah dari blundernya. Ketiga, tak punya mental juara. Berbeda dengan tim besar lain seperti Jerman dan Itali, Inggris seolah sangat ketakutan untuk gagal. Ketika ketinggalan satu gol semuanya bingung dan permainan pun kocar-kacir. Berbeda dengan Jerman, Jerman merupakan tim dengan mental juara paling yahud sejak saya amati 10 tahun terakhir. Jerman selalu berjuang hingga menit terkahir. Tapi Inggris sebaliknya. Inggris kacangan, cemen dan payah jika menghadapi even penting. (bersambung)

Tidak ada komentar: