Rabu, 31 Oktober 2007

Foto Memiliki Seribu Makna




Bertempat di Lantai 3 gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), tadi siang siang diundang untuk hadir dalam klinik fotografi jurnalistik kerjasama BEM ITS, Toyota Yaris dan Harian Kompas. Perwakilan LMI yang hadir dalam acara tersebut diantaranya Dody FM, Arifin N dan Dimas Pamungkas. Ketiganya merupakan awak departemen komunikasi LMI.

Dalam workshop tersebut panitia menghadirkan pembicara yang kompeten di bidang jurnalistik foto. Tampak hadir Redaktur foto Kompas, Arbain Rambey dan Joni spesialis fotografi otomotif.

Dalam pemaparannya, Arbain menegaskan bahwa memang foto jurnalistik usianya jauh lebih muda dari jurnalistik tulis. Huruf sudah dikenal manusia ribuan tahun lalu semenatara usia fotografi sendiri belum sapai 200 tahun. ”Diawal abad belasan, di Inggris sudah dikenal surat kabar. Tapi fografi baru masuk surat kabar pada akhir abad 19”, ujar Arbain.
Dalam manyampaikan materinya Arbain sesekali menampilkan slide-slide foto mata hati karya wartawan Kompas yang menurutnya sangat berkualatas dan beberapa diataranya pernah menjadi pemenang lomba fotografi.

Dalam acara tersebut, panitia juga membagi-bagikan berbgai hadiah menarik mulai dari merchandise Kompas dan Yaris, flasdis satu giga hingga uang tunai empat ratus ribu. LMI sendiri pun berkesempatan membawa pulang hadiah yang diperebutkan.
Dody FM dari LMI mengaku puas mengikuti workshop tersebut, ”ini sangat penting dan membuka wawsan kita betapa pentingnya foto didalam media masssa, foto yang baik membawa seribu makna bagi pembaca, ”ujar Dody yang dua kali fotonya pernah dimuat di Harian Radar Surabaya.[]

Selasa, 30 Oktober 2007

Kerja Keras Menyambut Ketua MPR

”Mana spanduk WAMY nya? Wah, dicari pengurusnya lo...kok nggak dipasang? ini sudah hampir mulai lo,”tanya salah seorang panitia kepada saya. Beberapa menit kemudian, Ruly, salah satu panitia menanyakan hal yang sama, ”Mana spanduk WAMY nya, tadi kan sampeyan yang masang spanduk di depan situ?”tanya nya meyakinkan. ”Wah saya kurang tahu, tadi saya nggak ikut bawa (spanduk) itu”jawab saya dengan tersenyum. Setelah di cari-cari ternyata ditemukan juga spanduk tersebut.

Kisah tadi adalah sebagian kecil dari hiruk pikuk panitia dalam menyambut kehadiran ketua MPR Hidayat Nurwahid, Sabtu lalu.” Bagaimana tidak repot, persiapannya cuma sehari sebelum hari H, tapi ALhamdulillah semua oke, tidak ada hambatan yang signifikan, semua spanduk sudah terpasang, konsumsi sudah tinggal antar”ujar salah satu panitia bersyukur.

Menyambut seorang pejabat level ketua MPR memang memiliki nuansa yang berbeda dengan yang lain. Dengan jumlah hadirin yang mencapai seribu orang tentu persiapannya tidak semudah membalik telapak tangan. Humas LMI, Dimas pamungkas adalah salah satu panitia yang juga sibuk. Berlarian kesana kemari menyambut sejumlah wartawan yang akan meliput acara soft launching Rumah SEHATi ini. ”Saat akan kirim press release ternyata, internetnya macet,”ujar Dimas malam itu.

Menurut Dimas, soft launching ini sejatinya dihelat pada 4 Oktober, namun karena ketua MPR dijadwalkan hadir pada tanggal 29 September, semua harus siap.

Namun, hiruk pikuk dan sedikit miskomunikasi antar panitia tidak dirasakan oleh pengunjung yang hadir. Yudho Setyoputro, salah satu pengunjung mengaku tidak ada tindakan yang mengecewakan dari panitia. ”Sejauh yang saya amati, panitia cukup bagus tidak ada yang mengecewakan, ya itu memang sudah sewajarnya, karena yang datang juga tokoh level nasional,”ujar karyawan PT Pos Indonesia ini. (dody)

Rabu, 03 Oktober 2007

Mencekam Di Taman Safari

Hari Minggu lalu (bertepatan hari pertama bulan puasa), aku berkunjungke Taman Safari Indonesia, karena jarang-jarang orang desa ke TSI dengan menggunakan mobil keluarga, 4 orang dewasa dan 2 anakkecil dengan tujuan refreshing, melihatbinatang yang belum pernah kami lihatsecara langsung dan dekat terutama yang besar dan liar atau berbahaya.Belum lama kami berada di TSI kira-kira 10 menit, mobil kamimemasuki area binatang yang bukan binatang buas (kijang, banteng dll),tiba-tiba mobil kami mogok dan meski sudah mencoba untuk merestart beberapakali, tetapi mesin sama sekali tidakbisa di hidupkan kembali.Kami pikir mungkin cipratan air telahmenyebabkan mobil kami mogok saat barusaja melewati genangan air sepertisungai kecil di TSI Meskipun ragu-ragu, karena tidakterlihat ada petugas TSI di dekat situ,akhirnya paman saya turun untuk membuka kap mesin.Kami tidak membunyikan klakson karena takut mengganggu binatang di TSI .Kami pikir, area ini adalah area yang aman, bukan area binatang buas, jadi kami berusaha tenang menunggu di dalam mobil sambil ngobrol.Namun tiba-tiba kami terkejut ketika melihat seekor singa yang entah dari mana datangnya sudah berada dibelakang mobil kami dan berjalan kearah depan mobil dimana paman kami berada.Lalu... entah kenapa kami semuaseperti terhipnotis melihat singaitu mendekati paman kami yang asyik mencari kerusakan mobil dan tidaktahu dengan kedatangan singa itu.Kami benar-benar hanya terpaku melihat singa itu tanpa berusaha untuk memberitahu paman ada bahaya yang datang.Dan..?? bertepatan paman menutupkap mesin.... ketika itu pula singa sudah berada tepat dibelakang tubuh paman saya, sehingga tampak sangat jelas oleh kami dari dalam mobil bagaimana sangat dekatnya singa terhadap paman, dan.....................................saat itu pula singa itu langsung mencolek bahu paman saya serayaberkata,"kagak usah takut ...gua lagi puasa .....kenapa mobilnya ...mogok ya....." !!!BACANYA SERIUS AMAT !!!PEACE PREN !!!TEPU DIKIT..HWAHAHAHAHA!!!.........

Selasa, 02 Oktober 2007

Catatan dari Kediri

Kediri, Agustus 2007. "Mas, Pa kabar, maz ingat saya kan? seorang seorang gadis berjilbab tiba-tiba menghampiriku."Lagi dimana sekarang? masih kuliah?" lanjutnya tanpa mengindahkan jawabanku yang pertama. Setelah tak pikir-pikir, Dia adalah adik kelasku swaktu SMA dulu. Tampak tidak begitu ada perubahan, hanya sedikit tampak tua padahal usia mungkin masih 21 tahun.

Beberapa detik kemudian, seorang laki-laki sekitar usia yaa.. munkin 27-30 an tampak mengahampirinya. "kenalkan! ini suamiku sambil sang laki mengulurkan tangannya"akupun menyalaminya. Hati kupun berkata, What!Sudah nikah. Kita berempat pun akhirnya ngobrol ngalor ngidul dengan intonasi suara yang cukup keras hinga pengunjung rumah makan tersebut tolah toleh ke arah meja berwarna gelap yang kutempati.

Sesampainya di rumah aku mulai menghitung beberapa kenalanku yang sudah menikah di usia muda. Setelah kuhitung ada beberapa yakni A, S, N, C, B, dan F mereka ini rata menikah usia 21 tahun. Usia dimana teman-teman sebayanya mungkin masih asyik masyuk dengan buku di kampus, bekerja dan beberapa mungkin menghiasi hidupnya dengan nongrong sana sini tidak jelas orienasi. Temen-temen ku yang telah menikah ini tampaknya easy going dengan yang namanya karier, duit, pacar atau apalah hal yang terkait dengan dunia mereka.

Dari peristiwa tersebut aku akhirnya menagmbil kesimpulan bahwa tampaknya menikah muda sudah menjadi fenomena dan bukan lagi monopoli generasi muda yang lahir tahun 40-50an dimana menikah usia 25 tahun sudah dianggap perawan tua. Untungnya kedua orang pu ternyata juga menikah usia muda, ayahku 20 tahun ibuku 16 tahun.

Indahnya pernikahan dini, Ukhti Nikah itu Indah, Mudah Nyunnah,Indahnya pacara setelah nikah, Indahnya Nikah Sambil Kuliah adalah diantara buku yang memprovokasi kita untuk menikah dini. Apa sih untungnya menikah dini? Bukannya sudah diputar sinetron pernikahan dini yang penuh dengan tragedy dan hampir tak ada cerita menyenagkan menikah usia dini? Tapi kenapa masih ada saja orang yang menikah dini?

Kakak kelas ku yang nota bene belum punya kerjaan tetap pun juga sudah berani menikah ketika dia kuliah dan sekarang nggak tahu dimana, semoga Allah melindunginya.

Kembali ke pernikahan dini, aktivitas dan pergaulan ku dengan aktivis dakwah kampus bersambung)

Hebat Bener Gadis Ini

Lantunan Soundtrack sinetron Adam dan Hawa yang dipopulerkan oleh Marshanda terdengar manis sore itu. Tampak seorang gadis dengan jari-jari lentiknya sedang menekan tombol organ dengan dinamis. Keheningan sangat terasa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Genteng Surabaya tatkala Rizky Nurialawati (15) gadis tunanetra sedang menghibur para karyawan KPP-LMI yang sedang mengadakan kegiatan berbuka puasa bersama di masjid An-Nur.

Dalam kesempatan tersebut, aku pun berkeinginan untuk berbincang dengannya. Aku datang telat waktu itu, ternyata Rizki yang akrab dipanggil Kiki ini melantukan enam buah lagu Islami. Rizki mengaku bahwa dia tidak memiliki persiapan khusus, dari rumah dia hanya siap dengan satu buah lagu. ”Nggak tahu, tiba-tiba tadi yang keluar enam lagu,”ujar Rizky ditemani ibunya.

Rizky mungkin adalah salah satu remaja yang beruntung di dunia ini. Meski memilki keterbatasan fisik, dia tidak patah semangat. Berbagai even menyanyi di ikuti dan puluhan piala baik lokal nasional berhasil ia boyong ke rumah. Itu belum termasuk berbagai sertifikat penghargaan dari berbagai institusi yang mengundang.

Merupakan bungsu dari empat bersaudara, Risky cacat sejak lahir. Ketika berusia tiga tahun ia baru sadar bahwa dirinya merupakan seorang tunanetra sehingga tidak sanggup menikmati indahnya dunia. Kondisi demikian membuat Ibunya merujuknya ke rumah sakit Dr Soetomo. Ironisnya, sang dokter menyatakan bahwa Rizky mengalami kebutaan total dan membutuhkan banyak biaya agar bisa sembuh. Dokter mengatakan, Rizky tidak memiliki kelopak mata sehingga perlu ada penggantinya.

Ayahnya Riski hanyalah seorang sopir, sangat mustahil bisa membiayai pengobatan yang bernilai jutaan rupiah. ”Akhirnya saya pun pasrah saja hingga Rizky usia 15 tahun ini tetap belum bisa normal,”ujar ibunya yang selalu setia mendampingi Risky untuk show di berbagai tempat.

Namun, kebutaan bukanlah akhir segalanya. Rizky tetap semangat dalam menjalani hidup dan menginjak usia 5 tahun, bakat Rizki di bidang tarik suara mulai menonjol. ”Di usia 5 tahun, saya sudah memaksakan diri untukl ikut lomba nyanyi di THR dan dapat juara II,”ujar Rizky tersipu. Untuk menyenangkan buah hatinya, dalam usia yang masih sangat belia, terpaksa ibunya pun menuruti, ”Lomba demi lomba dia ikuti dan alhamdulillah sering menggondol piala, jadi juara,”tambah ibunya.

Mendapat gelar juara II, seperti umumnya anak-anak, Rizki bertambah semangat memompa kualitas vokal nya. Hasil kerja keras membuahkan hasil dalam satu tahun pernah meraih 20 piala dan sertifikat, ”Bermula dari situlah akhirnya saya sering mendapat undangan dari Jakarta, dan Malang, tetapi kami tidak berani mematok harga,” ujar bungsu dari empat bersaudara ini.

Hafal Dalam Sehari
Bagi orang normal, sesungguhnya sangat susah menghafalkan sebuah lagu sekaligus memainkannya dengan organ. Tapi Hal itu tidak berlaku buat Rizki, matanya yang buta justru berbuah ingatan yang sangat tajam. Dalam sehari dia bisa menghafal beberapa lagu plus kunci-kunci nada yang ada di Oragan. Tidak hanya lagu Indonesia, lagu Mandarin pun juga sudah biasa dia lantunkan, ”Cuma nama penyanyinya saya tidak tahu, sebab sulit mengeja namanya,”ujar siswi SMAN 10 Surabaya ini.
Apakah tidak ada rencana bikinlagu dan masuk dapur rekaman? Rizky mengaku hingga saat ini belum ada tawaran dari produser untuk rekaman. ”Munghkin belum rezekinya, ya sementara ini masih keliling ke barbagai tempat,”pungkasnya.[]